Sejarah Perjalanan Hari Puisi Indonesia

JAKARTA (Litera.co.id) – Perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) diselenggarakan setiap tahunnya, tahun 2018 ini merupakan perayaan yang keenam. Pesta Puisi Rakyat HPI akan digelar pada tanggal 17-18 November 2018, di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat. Sedangkan Malam Anugerah HPI akan digelar pada 29 Desember 2018, di Taman Ismail Marzuki (TIM).

Tapi bagaimanakah awal mula diselenggarakannya HPI? Memang tidak banyak yang tahu sejarah perjalanan HPI. Berikut ini adalah sekelumit sejarah perjalanan HPI:

Dimulai dengan deklarasi HPI yang diprakarsai oleh penyair Rida K. Liamsi dan para inisiator lainnya pada 22 November 2012. Kemudian menghimpun para penyair Indonesia dari Aceh hingga Papua sebagai deklarator yang bersepakat mendeklarasikan HPI di Pekanbaru. Deklarasi dibacakan oleh Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri yang didampingi 40 penyair se-Indonesia. Deklarasi tersebut, menetapkan bahwa Hari Puisi Indonesia jatuh pada hari lahirnya penyair Chairil Anwar, yaitu 26 Juli.

Setelah deklarasi, Perayaan HPI digelar untuk pertama kalinya tahun 2013, bertajuk Pekan Hari Puisi Indonesia, pada tanggal 25-29 Juli 2013 di Taman Ismail Marzuki. Hari Puisi Indonesia pertama ini diselenggarakan oleh Yayasan Panggung Melayu pimpinan Asrizal Nur dengan acara antara lain Sayembara Buku Piala Indopos, Lomba Baca Puisi Piala Yayasan Sagang, Sayembara Kritis Sastra kerjasama dengan Komunitas Sastra Indonesia, Hibah 1000 Buku Sastra untuk 10 taman baca masyarakat se-Indonesia, Pidato Kebudayaan oleh Sutardji Calzoum Bachri, Pembacaan Puisi oleh 10 penyair terkemuka dan Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2013.

Pada tahun 2014, perayaan HPI dilaksanakan kembali oleh Yayasan Panggung Melayu dengan nama Festival Hari Puisi Indonesia 2014 dengan beberapa kegiatan antara lain: Sayembara Buku Puisi, Lomba Baca Puisi, Lomba Musikalisasi Puisi kerjasama dengan Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (KOMPI), Tadarus Puisi, Parade Baca Puisi, Pidato Kebudayaan oleh Abdul Hadi W.M. dan Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2014.

Pada tahun 2015 Hari Puisi kemudian dilembagakan dengan nama Yayasan Hari Puisi dengan Dewan Pembina: Rida K Liamsi, Sutardji Calzoum Bachri dan Abdul Hadi WM dengan Ketua Umum, Maman S. Mahayana dan Sekretaris Umum, Asrizal Nur serta beberapa nama lain. Untuk pertama kalinya Yayasan Hari Puisi menyelenggarakan acara Hari Puisi dengan nama Hari Puisi Indonesia (HPI). Acara berlangsung pada 5-8 September 2015. Berbeda dengan perayaan tahun sebelumnya, Perayaan Hari Puisi Indonesia 2015 mengundang peserta asing dari Iran, Italia, Prancis, Meksiko, dan Turki sebagai tamu kehormatan untuk baca puisi dan mengapresiasi Hari Puisi Indonesia.

Tahun 2016 memasuki Perayaan HPI yang ke-4 pelaksanaannya ditetapkan pada 12 Oktober 2016 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki. Acara diperkuat dengan dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kala membuka acara Malam Anugerah Hari Puisi sekaligus membacakan puisinya. Hadir pula Menteri Agama RI yang juga turut membacakan puisinya dan beberapa Duta Besar negara sahabat. Keberadaan HPI sudah mulai diperhatikan negara. Selain acara pokok Sayembara Buku Puisi yang fenomenal itu, pada perayaan hari puisi ke-4 tersebut menerbitkan kumpulan puisi monumental tertebal di Indonesia diberi nama Matahari Cinta Samudera Kata, atas inisiator Rida K Liamsi.

Pelaksanaan Hari Puisi Indonesia ke-5 semakin mengakar di Indonesia. Hal ini terbukti dengan maraknya pelaksanaan perayaan HPI dari Aceh hingga Papua. Sebanyak 75 daerah di seluruh Indonesia yang melaksanakan perayaan HPI 2017. Pelaksanaan Hari Puisi Indonesia yang puncaknya digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 1-4 Oktober 2017 itu telah menyelenggarakan berbagai agenda kegiatan, di antaranya: Sayembara Buku Puisi, Parade Puisi, Malam Anugerah, Panggung Apresiasi, dan meluncurkan Buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia. (R)

Related posts

Leave a Comment

four + twenty =